Search This Blog

Tuesday, 2 February 2010

INSPIRASI TETRALOGI LASKAR PELANGI


Siapa yang tak kenal tokoh Ikal, Lintang, Mahar dan teman-temannya di Laskar Pelangi, Novel yang di film kan dan menjadi box office di Indonesia ini bercerita tentang semangat menuntut ilmu dan sebuah kekuatan membangun dan mempertahankan institusi pendidikan dengan segala keterbatasan ini adalah jua salah satu inspirasi didirikannya Rumah Belajar Shareefa.

Novel sekuel kedua nya adalah Sang Pemimpi yang baru-baru ini di film kan juga, dan masih melanjutkan kisah keinginan menuntut ilmu yang begitu tinggi hingga menggapai mimpi sekolah ke luar negeri dari tokoh utama Ikal, Arai, Jimbron dan Zakiah Nurmala yang hanyalah sekumpulan anak-anak muda dari keluarga biasa dengan semangat hidup dan menuntut ilmu yang teramat luar biasa.

Rasanya tak lengkap bila di Rumah Belajar Shareefa tak melengkapi koleksi buku Tetralogi Laskar Pelangi; Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov. Saat ini Rumah Belajar Shareefa baru memiliki 2 sekuelnya saja, yaitu Sang Pemimpi yang diberikan atas budi baik Kak Karima Putri dan satu lagi adalah Edensor dan adalah Kak Danang Ari Raditnya yang membuat koleksi Tetralogi laskar pelangi ini bertambah yaitu sebuah novel Edensor...mmmh..mungkin kalau novel sang Pemimpi rasanya sangat dekat dengan sebagian pengalaman dan mimpi masa muda Kak Dayat dan Kak Tyas hingga bisa menuntut ilmu di Universitas Indonesia, tempat dimana Ikal dan Arai juga menuntut Ilmu dan menyelesaikan sarjana S1 mereka, maka novel Edensor ini mungkin juga cukup dekat dengan pengalaman Kak Danang yang juga mendapatkan beasiswa S2 kuliah di luar negeri seperti kelanjutan kisah Ikal dan Arai. Edensor, buku ketiga dari tetralogi laskar pelangi. Tetralogi laskar pelangi menceritakan rangkaian perjalanan seorang anak yang bernama “ikal” dan sekelompok teman masa kecilnya yang memiliki mimpi dan berjuang untuk memujudkannya.

Keterbatasan ekonomi, jarak dan akses terhadap layanan pendidikan tidak memupus semangat mereka untuk bisa bersekolah, tak perduli seberapa besar rintangan yang akan mereka lalui. Pada akhirnya hanya dua orang anak yang tersisa, yang masih tetap berjuang mewujudkan mimpi untuk menaklukkan samudra kehidupan hingga Universitas Sorbonne Perancis, telah menghantar mereka pada pertemuan dan persahabatan dengan mahasiwa dari berbagai belahan dunia dengan beragam latar belakang. Kehidupan bangsa eropa yang terkenal intelektual, dinamis dan efisien telah menunjukkan pada berbagai realita betapa rendahnya kualitas serta sistem pendidikan bangsa Indonesia.

Hanya semangat dan tekad yang kuat yang mampu menghantar mereka pada sebuah keberanian untuk menjadi bagian dari sistem pendidikan yang modern. Kesenjangan tingkat pemahaman dan pengetahuan mengharuskan dua sobat karib ini berjuang untuk menyelesaikan pendidikan mereka. Edensor, membawa kita pada perjalanan yang tidak hanya membawa kita pada tempat-tempat yang spektakuler, tidak hanya memberi kita tantangan ganas yang menghadapkan pada cinta putih, tetapi mampu membawa kita pada satu kesadaran kesejatian diri manusia.

Toleransi, daya tahan dan integritas bukanlah hal yang dapat ditawar-tawar dalam keadaan apapun. Dibutuhkan semangat, kemauan dan daya juang tinggi untuk menghidupi setiap mimpi hingga mewujud dalam sebuah realita kehidupan..dan hampir lengkaplah tetralogi laskar pelangi di Rumah Belajar Shareefa...semoga tetralogi ini mampu menginspirasi anak-anak di sekitar Gg. H. Koweng Legoso untuk menuntut ilmu setinggi-tinggi nya seperti Ikal dan Arai. Sumber resensi Edensor http://bukuku-resensi.blogspot.com@Kak Tyas

2 comments:

  1. Ow jadi malu... Btw semoga bukunya bermanfaat dan bisa membangkitkan semangat adik-adik buat mencapai mimpi-mimpi mereka. Amin...

    ReplyDelete
  2. Thanks Kak Danang...Keep the spirit..

    ReplyDelete